Kamis, 30 Agustus 2018

pengertian dan macam - macam penggololongan obat

Pengertian Obat dan Penggolongan Obat





Pengertian Obat dan Penggolongan Obat | Apa itu obat? Secara umum, pengertian obat adalah semua bahan tunggal/campuran yang dipergunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam dan luar tubuh guna mencegah, meringankan, dan menyembuhkan penyakit. Sedangkan, menurut undang-undang, pengertian obatadalah suatu bahan atau campuran bahan untuk dipergunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan termasuk untuk memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia.

Selain pengertian obat secara umum di atas, ada juga pengertian obat secara khusus. Berikut ini beberapa pengertian obat secara khusus:
  • Obat baru: Obat baru adalah obat yang berisi zat (berkhasiat/tidak berkhasiat), seperti pembantu, pelarut, pengisi, lapisan atau komponen lain yang belum dikenal sehingga tidak diketahui khasiat dan kegunaannya.
  • Obat esensial: Obat esensial adalah obat yang paling banyak dibutuhkan untuk layanan kesehatan masyarakat dan tercantum dalam daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan RI.
  • Obat generik: Obat generik adalah obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam FI untuk zat berkhasiat yang dikandungnya.
  • Obat jadi: Obat jadi adalah obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk salep, cairan, supositoria, kapsul, pil, tablet, serbuk atau bentuk lainnya yang secara teknis sesuai dengan FI atau buku resmi lain yang ditetapkan pemerintah. 
  • Obat paten: Obat paten adalah obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama pembuat yang telah diberi kuasa dan obat itu dijual dalam kemasan asli dari perusahaan yang memproduksinya.
  • Obat asli: Obat asli adalah obat yang diperoleh langsung dari bahan-bahan alamiah, diolah secara sederhana berdasarkan pengalaman dan digunakan dalam pengobatan tradisional.
  • Obat tradisional: Obat tradisional adalah obat yang didapat dari bahan alam, diolah secara sederhana berdasarkan pengalaman dan digunakan dalam pengobatan tradisional.
Bagaimana penggolongan obat? Obat dapat digolongkan berdasarkan beberapa kriteria penggolongan. Kriteria penggolongan obat yaitu berdasarkan proses fisiologis dan biokimia dalam tubuh, bentuk sediaan obat, sumber obat, undang-undang, cara kerja obat, cara penggunaan obat, serta kegunaan obat. Menurut proses fisiologis dan biokimia dalam tubuh, obat digolongkan menjadi:
  • Obat diagnostik: Obat diagnostik adalah obat yang membantu dalam mendiagnosis (mengenali penyakit), misalnya barium sulfat untuk membantu diagnosis pada saluran lambung-usus, serta natriummiopanoat dan asam iod organik lainnya untuk membantu diagnosis pada saluran empedu.
  • Obat kemoterapeutik: Obat kemoterapeutik adalah obat yang dapat membunuh parasit dan kuman di dalam tubuh inang. Obat ini hendaknya memiliki kegiatan farmakodinamik yang sekecil-kecilnya terhadap organisme inang dan berkhasiat untuk melawan sebanyak mungkin parasit (cacing protozoa) dan mikroorganisme (bakteri, virus). Obat-obat neoplasma (onkolitika, sitostika, atau obat kanker) juga dianggap termasuk golongan ini.
  • Obat farmakodinamik: Obat farmakodinamik adalah obat yang bekerja terhadap inang dengan jalan mempercepat atau memperlambat proses fisiologis atau fungsi biokimia dalam tubuh contohnya hormon, diuretik, hipnotik, dan obat otonom.

Penggolongan obat berdasarkan bentuk sediaan obat dikelompokkan menjadi:

  • Bentuk gas; contohnya, inhalasi, spraym aerosol.
  • Bentuk cair atau larutan; contohnya, lotio, dauche, infus intravena, injeksi, epithema, clysma, gargarisma, obat tetes, eliksir, sirop dan potio.
  • Bentung setengah padat; misalnya salep mata (occulenta), gel, cerata, pasta, krim, salep (unguetum).
  • Bentuk padat; contohnya, supositoria, kapsul, pil, tablet, dan serbuk.
Penggolongan obat berdasarkan sumbernya, dikelompokkan menjadi:
  • Mikroba dan jamur/fungi; misalnya, antibiotik penisilin.
  • Sintesis (tiruan); contohnya, vitamin C dan kamper sintesis.
  • Mineral (pertambangan); contohnya, sulfur, vaselin, parafin, garam dapur, iodkali.
  • Hewan (fauna); contohnya, cera, adeps lanae, dan minyak ikan.
  • Tumbuhan (flora); contohnya, minyak jarak, kina, dan digitalis. 
Penggolongan obat menurut undang-undang dikelompokkan menjadi:
  • Obat bebas: Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli secara bebas dan tidak membahayakan si pemakai dalam batas dosis yang dianjurkan; diberi tanda lingkaran bulat berwarna hijau dengan garis tepi hitam.
  • Obat bebas terbatas (daftar W = waarschuwing = peringatan): Obat bebas terbatas adalah obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter dalam bungkus aslinya dari produsen atau pabrik obat itu, kemudian diberi tanda lingkaran bulat berwarna biru dengan garis tepi hitam serta diberi tanda peringatan (P No.1 sampai P No.6).
  • Obat keras (daftar G = geverlijk = berbahaya): Obat keras adalah semua obat yang memiliki takaran dosis minimum (DM), diberi tanda khusus lingkaran bulat merah garis tepi hitam dan huruf K menyentuh garis tepinya, semua obat baru kecuali ada ketetapan pemerintah bahwa obat itu tidak membahayakan, dan semua sediaan parenteral/injeksi/infus intravena.
  • Psikotropika: Psikotropika adalah obat yang memengaruhi proses mental, meransang atau menenangkan, mengubah pikiran/perasaan/kelakuan seseorang; contohnya golongan barbital/luminal, diazepam, dan ekstasi.
  • Narkotik: Narkotik adalah obat yang diperlukan dalam bidang pengobatan dan IPTEK serta dapat menimbulkan ketergantungan dan ketagihan/adiksi yang sanga merugikan individu apabila digunakan tanpa pembatasan dan pengawasan dokter; contohnya kodein, metadon, petidin, morfin, dan opium.
Penggolongan obat berdasarkan cara kerjanya dalam tubuh dikelompokkan menjadi:
  • Sistemik: obat yang didistribusikan ke seluruh tubuh; contohnya obat analgetik.
  • Lokal: obat yang bekerja pada jaringan setempat, seperti pemakaian topikal.
Penggolongan obat menurut cara penggunaannya, obat digolongkan menjadi:
  • Medicamentum ad usum externum (pemakaian luar) melalui implantasi, injeksi, membran mukosa, rektal, vaginal, nasal, opthalmic, aurical, collutio/gargarisma/gargle, diberi tiket biru.
  • Medicamentum ad usum internum (pemakaian dalam) melalui oral, diberi tiket putih.
Penggolongan obat berdasarkan kegunaan dalam tubuh digolongkan ke dalam:
  • Untuk diagnosis (diagnostic).
  • Untuk mencegah (prophylactic).
  • Untuk menyembuhkan (terapeutic).

Referensi:
  • Syamsuni. 2005. Farmasetika Dasar & Hitungan Farmasi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
  • http://pengertianahli.id

Pemilik Kalbe Farma

Sejarah






Kalbe Farma didirikan pada 10 September 1966, oleh 6 bersaudara, yaitu Khouw Lip Tjoen,Khouw Lip HiangKhouw Lip SwanBoenjamin SetiawanMaria KarmilaF. Bing Aryanto. Kalbe Farma telah jauh berkembang dari awal mulanya sebagai usaha farmasi yang dikelola di garasi rumah pendirinya di wilayah Jakarta Utara.

dr. Boenjamin Setiawan, Ph.D. (Khouw Liep Boen, lahir pada tahun 1933) lebih dikenal dengan "Dr. Boen" adalah seorang pengusaha asal Indonesia. Bersama 6 saudaranya, ia mendirikan PT Kalbe Farma, bergerak dibidang farmasi, yang berkembang menjadi Kalbe Group. Kalbe Group berkembang kebeberapa lini,diantaranya: farmasi, makanan kesehatan, bisnis pengepakan, distribusi, pergudangan, sarana riset modern, pendidikan (Kalbis Institute) dan rumah sakit[1]. Pada 2008, jabatannya di Kalbe digantikan oleh Bernadette Ruth Irawati Setiady, keponakan dari Dr. Boen. Pada 2013, majalah Forbes menobatkan Dr. Boen sebagai orang terkaya no. 7 di Indonesia

Selama lebih dari 40 tahun sejarah Kalbe, pengembangan usaha telah gencar dilakukan melalui akuisisi strategis terhadap perusahaan-perusahaan farmasi lainnya, membangun merek-merek produk yang unggul, dan menjangkau pasar internasional dalam rangka transformasi Kalbe menjadi perusahaan produk kesehatan serta nutrisi yang terintegrasi dengan daya inovasi, strategi pemasaran, pengembangan merek, distribusi, kekuatan keuangan, keahlian riset dan pengembangan serta produksi yang sulit ditandingi dalam mewujudkan misinya untuk meningkatkan kesehatan untuk kehidupan yang lebih baik.
Kalbe telah berhasil memposisikan merek-mereknya sebagai pemimpin di dalam masing-masing kategori terapi dan segmen industri tidak hanya di Indonesia namun juga di berbagai pasar internasional, dengan produk-produk kesehatan dan obat-obatan yang telah senantiasa menjadi andalan keluarga seperti Promag, Mixagrip, Woods, Komix, Prenagen, dan Extra Joss. Lebih jauh, pembinaan dan pengembangan aliansi dengan mitra kerja internasional telah mendorong pengembangan usaha Kalbe di pasar internasional dan partisipasi dalam proyek-proyek riset dan pengembangan yang canggih serta memberi kontribusi dalam penemuan terbaru di dalam bidang kesehatan dan farmasi termasuk riset sel punca dan kanker.
Pelaksanaan konsolidasi Kalbe Group pada tahun 2005 telah memperkuat kemampuan produksi, pemasaran dan keuangan Kalbe sehingga meningkatkan kapabilitas dalam rangka memperluas usaha Kalbe baik di tingkat lokal maupun internasional. Saat ini, Kalbe adalah salah satu perusahaan farmasi terbesar di Asia Tenggara yang sahamnya telah dicatat di bursa efek dengan nilai kapitalisasi pasar di atas US$1 miliar dan penjualan melebihi Rp7 triliun. Posisi kas yang sangat baik saat ini juga memberikan fleksibilitas yang luas dalam pengembangan usaha Kalbe pada masa mendatang.
Pada tahun 1992, melalui Yayasan Pendidikan Kalbe, Kalbe Farma mendirikan STIE (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi) Kalbe, yang akhirnya pada tahun 2009 berubah nama menjadi Institut Teknologi dan Bisnis Kalbe. Tahun 2011STIE SupraSTMIK Supra dan ITBK melebur menjadi satu dan berubah nama menjadi Kalbis Institute. Dalam operasionalnya Kalbis Institute bekerja sama dengan Bina Nusantara.

Bintang Toedjoe

  • Puyer 16 Bintang Toedjoe
  • Juss Ginseng

Kalbe Over The Counter

  • Bintang Toedjoe Panas Dalam
  • Bintang Toedjoe Masuk Angin
  • Promag
  • Kalpanax
  • Komix
  • Procold
  • Mixagrip
  • Entrostop
  • Fatigon
  • Dantusil
  • Mixadrin
  • Woods
  • Cerebrovit
  • Mextril
  • Diva Beauty Drink
  • Extra Joss

Sakafarma

  • Sakatonik Liver
  • Sakatonik ABC
  • Waisan (sebelumnya diproduksi oleh Bintang Toedjoe)
  • Mikorex (sebelumnya diproduksi oleh Bintang Toedjoe)
  • Mensana

Kalbe Nutritionals

  • Prenagen
  • Milna
  • Morinaga
  • Zee
  • Fitbar
  • Entrasol
  • Slim & Fit
  • Nutrive
  • Diabetasol

Kalbe Drinks Division

  • Hydro Coco
  • Love Juice
  • Tipco


sumberhttps://id.wikipedia.org

10 tokoh yang berpengaruh di bidang farmasi



10. TOKOH - TOKOH PALING BERPENGARUH DI FARMASI


  1. Hippocrates (460 – 370 Sebelum Masehi)

Hippocrates adalah seorang dokter Yunani yang memperkenalkan farmasi dan kedokteran secara ilmiah. Dia menerangkan obat secara rasional, dan menyusun sistematika pengetahuan kedokteran, serta meletakkan pekerjaan kedokteran pada suatu etik yang tinggi. Hasil uraiannya dari beratus-ratus obat-obatan pada masa itu menimbulkan suatu istilah “Farmakon”, yang diartikan sebagai obat yang dimurnikan haya untuk tujuan kebaikan.
Hippocrates diberi penghargaan yang tinggi dan disebut sebagai “Bapak Ilmu Kedokteran”.

  1. Dioscorides (abad ke-1 Setelah Masehi)

Dioscorides adalah seorang dokter Yunani yang juga ahli Botani. Dia meruapakan orang yang pertama kali menggunakan ilmu tunbuhan sebagai Ilmu Farmasi Terapan. Hasil karyanya De Materia Medika dianggap sebagai awal dari pengembangan botani farmasi, yang kemudian ilmu bidang ini sekarang dikenal sebagai Farmakognosi.
Obat-obat yang berhasil dibuat oleh Dioscorides antara lain Opium, Ergot, Hyoscyamus, dan Cinnamon.

  1. Galen (130 – 200 Setelah Masehi)

Galen adalah seorang dokter dan ahli farmasibangsa Yunani yang menciptakan suatu sistem yang sempurna dari fisiologi, patologi, dan pengobatan. Dialah yang memulai pembuatan obat-obatan yang berasal dar tumbuhan dengan mencampur atau melebur masing-masing bahan, yang sekarang ini disebut sebagai “Farmasi Galenika”.

  1. Philippus Aureolus Theophratus Bombastus van Hohenheim (1493 – 1541 Setelah Masehi)

Philipus adalah seorang dokter dan ahli kimia dari Swiss yang menyebut dirinya sebagai “Paracelcus”. Pengaruhnya sangat besar terhadap perubahan dan perkembangan dunia farmasi, yakni menyiapkan bahan obat yang spesifik untuk melawan penyakit dan memperkenalkan sejumlah besar zat kimia obat secara internal.

  1. Ibnu Al-Baitar

Lewat risalahnya yang berjudul Al-Jami fi Al-Tibb (Kumpulan Makanan dan Obat-obatan yang Sederhana), beliau turut memberi kontribusi dalam dunia farmasi. Di dalam kitabnya itu, dia mengupas beragam tumbuhan berkhasiat obat (sekarang lebih dikenal dengan nama herbal) yang berhasil dikumpulkannya di sepanjang pantai Mediterania. Lebih dari dari seribu tanaman obat dipaparkannya dalam kitab itu. Seribu lebih tanaman obat yang ditemukannya pada abad ke-13 M itu berbeda dengan tanaman yang telah ditemukan ratusan ilmuwan sebelumnya. Tak heran bila kemudian Al-Jami fi Al-Tibb menjadi teks berbahasa Arab terbaik yang berkaitan dengan botani pengobatan. Capaian yang berhasil ditorehkan Al-Baitar melampaui prestasi Dioscorides. Kitabnya masih tetap digunakan sampai masa Renaisans di Benua Eropa.

  1. Abu Ar-Rayhan Al-Biruni (973 M – 1051 M)

Al-Biruni mengenyam pendidikan di Khwarizm. Beragam ilmu pengetahuan dikuasainya, seperti astronomi, matematika, filsafat dan ilmu alam. Ilmuwan Muslim yang hidup di zaman keemasan Dinasti Samaniyaah dan Ghaznawiyyah itu turut memberi kontribusi yang sangat penting dalam farmasi. Melalui kitab As-Sydanah fit-Tibb, Al-Biruni mengupas secara lugas dan jelas mengenai seluk-beluk ilmu farmasi. Kitab penting bagi perkembangan farmasi itu diselesaikannya pada tahun 1050 M – setahun sebelum Al-Biruni tutup usia. Dalam kitab itu, Al-Biruni tak hanya mengupas dasar-dasar farmasi, namun juga meneguhkan peran farmasi serta tugas dan fungsi yang diemban seorang farmasis.

  1. Abu Ja’far Al-Ghafiqi (wafat 1165 M)

Ilmuwan Muslim yang satu ini juga turut memberi kontribusi dalam pengembangan farmasi. Sumbangan Al-Ghafiqi untuk memajukan ilmu tentang komposisi, dosis, meracik dan menyimpan obat-obatan dituliskannya dalam kitab Al-Jami’ Al-Adwiyyah Al-Mufradah. Kitab tersebut memaparkan tentang pendekatan metodologi eksperimen, serta observasi dalam bidang farmasi.

  1. Al-Razi

Sarjana Muslim yang dikenal di Barat dengan nama Razes itu juga ikut andil dalam membesarkan bidang farmasi. Al-Razi memperkenalkan penggunaaan bahan kimia dalam pembuatan obat-obatan seperti pada obat-obatan kimia sekarang.

  1. Sabur Ibnu Sahl (wafat 869 M)

Ibnu Sahal adalah dokter pertama yang mempelopori pharmacopoeia (farmakope). Dia menjelaskan beragam jenis obat-obatan. Sumbangannya untuk pengembangan farmasi dituangkannya dalam kitab Al-Aqrabadhin. Dalam kitabnya beliau memberikan resep kedokteran tentang kaedah dan teknik meracik obat, tindakan farmakologisnya dan dosisnya untuk setiap penggunaan. Formula ini ditulis untuk ahli-ahli farmasi selama hampir 200 tahun.

  1. Ibnu Sina

Dalam kitabnya yang fenomenal, Canon of Medicine, Ibnu Sina juga mengupas tentang farmasi. Ia menjelaskan lebih kurang 700 cara pembuatan obat dengan kegunaannya. Ibnu Sina menguraikan tentang obat-obatan yang sederhana.

SUMBERhttps://pharmacy.uii.ac.id

Pengertian IAI ( Ikatan Apoteker Indonesia )

Sejarah IAI


Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia adalah satu-satunya Organisasi Profesi Kefarmasian di Indonesia yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 41846/KMB/121 tertanggal 16 September 1965.Nama Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia ditetapkan dalam Kongres VII Ikatan Apoteker Indonesia di Jakarta pada tanggal 26 Februari 1965 dan merupakan kelanjutan dari Ikatan Apoteker Indonesia yang didirikan pada tanggal 18 Juni 1955, untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.

Pada tahun 1955, beberapa apoteker di Jakarta mulai merasakan perlunya suatu organisasi apoteker yang dapat memperhatikan dan memperjuangkan kepentingan-kepentingan farmasi pada umumnya dan kepentingan-kepentingan apoteker pada khususnya.

Sehubungan dengan keinginan di atas, pada 20 April 1955 dibentuklah suatu Panitia Persiapan untuk mempersiapkan dan melaksanakan pembentukan perhimpunan apoteker nasional. Anggota Panitia Persiapan tersebut adalah Drs. E. Looho, Drs. Liem Tjae Ho (Wim Kalona), Drs. Kwee Hwat Djien dan Drs. Ie Keng Heng. Tugas dari panitia tersebut ialah menyiapkan Rancangan Anggaran Dasar, nama organisasi, dan lambangnya, Rancangan Anggaran Rumah Tangga dan menyiapkan urgensi program untuk diajukan pada Muktamar I.

MUKTAMAR I.
Para apoteker Indonesia berhasil melaksanakan Muktamar I pada tanggal 17-18 Juni 1955 dengan mengambil tempat Gedung Metropole (Gedung Megaria, red). Hasil dari Kongres I itu ialah : - Pengesahan nama organisasi "Ikatan Apoteker Indonesia" yang disingkat IKA. - Pengesahan lambang IKA. - Pengesahan Anggaran Dasar IKA. - Menetapkan Urgensi Program : Penyusunan Daftar Kebutuhan Obat, mengatur distribusi obat dan mempersiapkan industri farmasi. - Pemilihan anggota


Pengurus Besar Pertama, yakni :
Ketua : Drs. E. Looho.
Sekretaris : Drs. Moh. Kamal.
Bendahara : Drs. Tio Tiang Hoey.
Anggota : Drs. Yap Tjwan Bing, Drs. Liem Tjae Ho, Drs. Kho Han Yao, Drs. Zakaria Raib.
Alamat sekretariat : Jl. Teuku Umar 66, Jakarta.

Visi & Misi
VISI
Terwujudnya Profesi Apoteker yang paripurna, sehingga mampu mewujudkan kualitas hidup sehat bagi setiap manusia.
 
MISI
  1. Menyiapkan Apoteker yang berbudi luhur, profesional, memiliki kesejawatan yang tinggi dan inovatif serta berorientasi ke masa depan;
  2. Membina, menjaga dan meningkatkan profesional-isme Apoteker sehingga mampu menjalankan praktek kefarmasian secara bertanggung jawab;
  3. Melindungi Anggota dalam menjalankan profesinya.
Tugas dan fungsi IAI

Nama Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia ditetapkan dalam Kongres VII Ikatan Apoteker Indonesia di Jakarta pada tanggal 26 Februari 1965 dan merupakan kelanjutan dari Ikatan Apoteker Indonesia yang didirikan pada tanggal 18 Juni 1955, untuk jangka waktu yang tidak ditentukan

Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia mempunyai fungsi :
  • Sebagai wadah berhimpun para Apoteker Indonesia.
  • Menampung, memadukan, menyalurkan dan memperjuangkan aspirasi Apoteker Indonesia.
  • Membina para anggota dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan Profesi Farmasi dan IPTEK kefarmasian
Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia mempunyai Tugas Pokok :
  1. Mengadakan serta menyelenggarakan program kegiatan melalui pertemuan  ilmiah yang bersifat lokal, nasional dan internasional;
  2. Mengadakan dan membina hubungan dan kerjasama dengan organisasi nasional yang berkaitan dengan kefarmasian, kedokteran dan organisasi internasional serupa;
  3. Meningkatkan mutu pelayanan anggota kepada kemanusiaan dan masyarakat luas;
  4. Memantapkan peran anggota dalam usaha :
    • Melindungi masyarakat terhadap pencemaran profesi, bahaya narkotika dan penyalahgunaan obat-obatan.
    • Pengawasan kesehatan lingkungan, pemanfaatan dan pengamanan obat-obatan, makanan, minuman, kosmetika serta obat tradisional.
  5. Memberikan advokasi kepada anggota berkaitan dengan masalah  yurisprudensi;
  6. Mengadakan berbagai kegiatan lain yang dipandang perlu untuk mencapai Visi dan Misi Organisasi
Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia mempunyai Lambang, Bendera dan Hymne. Lambang atau Atribut Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia adalah Ular dan Cawan berwarnaMerah di dalam Inti Benzena berwarna Hitam dan di bagian bawahnya tertulis ISFI berwarna Hitam.

Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia memiliki Bendera yang terbuat dari kain berwarna Kuning Emas dengan Lambang Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia di tengah-tengah dan Padi berbulir 17 (tujuh belas) serta Bunga-bunga Kapas berjumlah 8 (delapan) di kiri dan kanannya dengan tulisan IKATAN SARJANA FARMASI INDONESIA di bawahnya.

(1) Anggota Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia adalah Apoteker Warga Negara Republik Indonesia lulusan Perguruan Tinggi dalam atau luar negeri yang ijazahnya diakui oleh Departemen Pendidikan Nasional, dengan cara mengajukan permintaan menjadi anggota serta memenuhi syarat yang ditentukan dalam Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Organisasi. Bagi Sarjana Farmasi yang sudah terdaftar sebagai anggota sebelum Anggaran Rumah Tangga ini ditetapkan, tidak gugur keanggotaannya;

(2) Anggota Muda Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia adalah Sarjana Farmasi Warga Negara Republik Indonesia lulusan Perguruan Tinggi dalam atau luar negeri yang ijazahnya diakui oleh Departemen Pendidikan Nasional, dengan cara mengajukan permintaan menjadi Anggota Muda serta memenuhi syarat yang ditentukan dalam Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan organisasi;

(3) Anggota luar biasa Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia adalah Apoteker WNA yang diangkat oleh Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia karena berjasa dalam perkembangan IPTEK Farmasi dan atau profesi kefarmasian di Indonesia;

(4) Anggota Kehormatan Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia adalah Warga Negara Republik Indonesia bukan Apoteker atau Sarjana Farmasi, yang diangkat oleh Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia karena berjasa dalam perkembangan IPTEK Farmasi atau profesi kefarmasian di Indonesia

Sumpah Apoteker
SAYA BERSUMPAH / BERJANJI AKAN MEMBAKTIKAN HIDUP SAYA GUNA KEPENTINGAN PERIKEMANUASIAAN TERUTAMA DALAM BIDANG KESEHATAN.

SAYA AKAN MERAHASIAKAN SEGALA SESUATU YANG SAYA KETAHUI KARENA PEKERJAAN SAYA DAN KEILMUAN SAYA SEBAGAI APOTEKER.

SEKALIPUN DIANCAM, SAYA TIDAK AKAN MEMPERGUNAKAN PENGETAHUAN KEFARMASIAN SAYA UNTUK SESUATU YANG BERTENTANGAN DENGAN HUKUM PERIKEMANUSIAAN.

SAYA AKAN MENJALANKAN TUGAS SAYA DENGAN SEBAIK - BAIKNYA SESUAI DENGAN MARTABAT DAN TRADISI LUHUR JABATAN KEFARMASIAN.

DALAM MENUNAIKAN KEWAJIBAN SAYA, SAYA AKAN BERIKHTIAR DENGAN SUNGGUH - SUNGGUH SUPAYA TIDAK TERPENGARUH OLEH PERTIMBANGAN KEAGAMAAN, KEBANGSAAN, KESUKUAN, KEPARTAIAN, ATAU KEDUDUKAN SOSIAL.

SAYA IKRAR SUMPAH / JANJI INI DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH DENGAN PENUH KEINSYAFAN


sumber : http://ikatanapotekerindonesia.net

MENGENAL PEMBAGIAN FARMASI

Pembagian Bidang Farmasi





Secara garis besar, ada dua macam pembagian bidang ilmu farmasi, yaitu:

1.      Farmasi Klinik
Bidang ilmu ini adalah suatu disiplin ilmu kesehatan tentang farmasi yang memberikan pelayanan bukan hanya jasa pelayanan klinis kepada pasien. Pelayanan ini memiliki tujuan untuk mengoptimalkan terapi obat dan mempromosikan kesehatan, wellness, dan  prevensi penyakit.

2.      Farmasi Industri
Bidang ilmu ini merupakan industri obat jadi dan industri bahan baku obat. Industri obat jadi merupakan industri yang memproduksi suatu produk yang telah melalui seluruh tahap proses pembuatan. Sementara itu, industri bahan baku adalah bahan baku yang diproduksi oleh suatu industri. Bahan baku tersebut adalah semua bahan yang baik dan berkhasiat maupun tidak berkhasiat, yang digunakan dalam pengolahan obat.

Farmasi dan Apoteker
Apoteker adalah seseorang yang memiliki keahlian dan kewenangan pada bidang kefarmasian, baik di apotek, rumah sakit, industri, pendidikan, dan bidang lain yang berkaitan dengan bidang kefarmasian. Pendidikan apoteker diawali dari pendidikan sarjana, minimal empat tahun, kemudian dilanjutkan dengan satu tahun untuk pendidikan profesi apoteker.

Para apoteker di Indonesia bergabung dalam sebuah organisasi profesi apoteker yang bernama Ikatan Apoteker Indonesia (IAI). Profesi sebagai apoteker di Indonesia kurang diakui keberadaannya, tidak seperti halnya di negara lain karena banyak yang mengatakan bahwa kesejahteraan apoteker saat ini dan Indonesia sangat memprihatinkan dibanding beberapa tahun lalu. Seorang apoteker yang baru lulus akan disumpah seperti dokter. Sumpah apoteker bermakna bahwa seorang apoteker harus memanfaatkan ilmunya untuk kebaikan manusia. Seorang apoteker dilarang untuk menggunakan pengetahuannya untuk hal-hal yang merugikan orang lain.

Minggu, 26 Agustus 2018

Suka Duka Anak Farmasi

Saat mendengar kata farmasi, mungkin yang langsung terlintas di benakmu adalah “obat” dan “apotek”. Hal itu juga dialami oleh para mahasiswa Farmasi, dengan berbekal pemahaman dua hal tersebut, mereka memasuki fakultas ini.
Berbekal sebuah pemahaman bahwa jurusan ini mengajarkanmu tentang obat-obatan, namun setelah memasuki jurusan ini kamu pun menyadari bahwa obat yang dimaksud ternyata tidak sesederhana itu
Mendalami ilmu untuk meracik obat itu ternyata kompleks, seperti terjebak dalam labirin namun sulit sekali untuk menemukan jalan keluar. Butuh perjuangan berat agar bisa menemukan formula obat yang tepat. Berikut ini adalah 10 hal yang hanya dirasakan oleh para mahasiswa Farmasi!

1. Kamu masuk Farmasi kemungkinan besar karena ‘terdampar’. Awalnya kamu ingin masuk Fakultas Kedokteran, tapi ternyata Tuhan menakdirkanmu untuk masuk fakultas ini!

Terdampar di Fakultas Farmasi
Terdampar di Fakultas Farmasi via www.flickr.com
Mungkin beberapa mahasiswa Farmasi adalah mahasiswa yang terdampar karena gagal masuk pilihan Fakultas pilihan pertama saat mendaftar kuliah. Pada awalnya kamu memilih Fakultas Kedokteran sebagai pilihan pertama, lalu Farmasi sebagai pilihan yang kedua.
Tapi apa daya, keinginan dan harapan seringkali tak pernah sejalan dengan realita yang ada. Ya, kamu lulus tapi dengan pilihan yang kedua yaitu Fakultas Farmasi. Kamu memasuki Farmasi dengan berat hati, dan dengan penuh janji pada kesempatan berikutnya kamu akan mendaftar lagi di Fakultas Kedokteran
Namun sepertinya Tuhan lebih tahu mana yang terbaik bagimu. Tuhan sudah menakdirkanmu untuk menjadi bagian dari dunia farmasi. Kamu adalah satu dari sekian banyak mahasiswa farmasi yang masuk farmasi karena sebuah “kecelakaan”.

2. Saat kamu mantap menjadi mahasiswa Farmasi, banyak gosip-gosip berseliweran yang mengatakan bahwa jurusan ini susah. Bahkan lebih susah dari Fakultas Kedokteran!

Setelah masuk farmasi baru tau ini hikss
Setelah masuk farmasi baru tau ini hikss via twitter.com
Saat pertama kali masuk jurusan atau fakultas ini, banyak bisik-bisik dari temanmu yang mengatakan kalau Farmasi itu susah banget. Bahkan mereka menggunakan orang terpercaya sebagai narasumbernya, seperti:
“Kata kakakku yang dokter, farmasi lebih susah daripada kedokteran lho!”
 “Kata ibuku yang perawat farmasi lebih susah dari psikologi” (lho apa hubungannya?)
Saat mendengar gosip-gosip tersebut, sedikit banyak kamu merasa takut dan penasaran untuk kuliah di Farmasi.
“Apa iya sih kuliah di Farmasi sesulit itu?”
Tapi pada akhirnya kamu pun terus mantap untuk menjadi mahasiswa Farmasi. Tapi setelah menjalani masa-masa perkuliahan, pertanyaanmu tadi tak perlu lagi dijawab. Cukup lihat saja wajahmu sendiri yang kelelahan kurang tidur setiap kali bangun pagi.

3. Tiba-tiba saja kamu merasa seperti apotek berjalan. Semua orang bertanya dan berkonsultasi tentang obat-obatan padamu, padahal kamu baru saja kuliah semester 1!

Sakit ini obatnya apa?
Sakit ini obatnya apa? via www.iaikotakediri.net
Saat orang-orang tahu bahwa kamu adalah mahasiswa Farmasi, orang-orang seringkali bertanya padamu;
“Eh aku sakit ini nih, obatnya apa ya?”
“Ini obat untuk sakit apa ya?
Orang-orang terus mencecarmu dengan pertanyaan sejenis, padahal saat itu kamu masih kuliah semester satu. Dan pada akhirnya yang kamu lakukan hanyalah berkata:
“Nggak tahu, belom diajarin… hehehe.”

4. Siklus hidup yang dialami oleh mahasiswa Farmasi itu hanya berputar di antara laporan dan praktikum. Dan itu terus berlangsung sampai negara api menyerang!

Seperti roda yang berputar tanpa ujung dan tiada akhir, siklus ini terus menemani masa studimu. Laporan kuliah dan praktikum yang hampir setiap hari kamu lakukan, seolah-olah telah membuat hari-harimu sengsara, merenggut senyumanmu, memaksamu menikmati hari-hari panjang nan melelahkan di laboratorium.
Dan kamu pun terpaksa harus menjalani malam panjang yang penuh dengan tugas dan laporan. Ya, begitu terus hingga hari kiamat tiba…

5. Saat mahasiswa dari jurusan atau fakultas lain selalu berdo’a untuk  mendapatkan IPK tinggi, anak Farmasi cukup berdoa supaya praktikum berjalan lancar dan gak mecahin alat laboratorium!

Mahal brooo...
Mahal brooo… via twitter.com
Satu do’a sederhana yang selalu kamu panjatkan sebelum praktikum adalah agar praktikummu berlangsung dengan lancar dan tidak memecahkan satu alat pun! Ya, karena memecahkan alat laboratorium ini bisa jadi urusan yang sangat merepotkan.
Mungkin kalau hanya tabung reaksi sih nggak masalah lah ya, tapi kalok kuvet? Atau kalau mikropipet? Atau seperti gambar diatas? Alat-alat tersebut harganya mahal, berkisar dari ratusan ribu bahkan sampai ratusan juta, dan itupun mungkin harus dipesan dari luar negeri!
Nasib...
Nasib…
Belum lagi kamu harus menahan malu karena memberikan tanggungan kepada angkatan untuk membantu membelinya. Parahnya lagi kalau angkatan nggak mau bantu gimana? Mau bayar pakai daun singkong? Hhmmmm….

6. Mahasiswa Farmasi itu memang jodohnya sama obat-obatan. Mereka tak cukup hanya mengenal nama obatnya, tapi juga harus tahu segala tetek-bengeknya

Kamu harus kenal sampai dalam-dalamnya
Kamu harus kenal sampai dalam-dalamnya via www.uin-alauddin.ac.id
Memang benar mahasiswa Farmasi diharuskan mengenal nama-nama obat. Tapi sayangnya bukan hanya namanya, tapi juga dari mulai mekanisme kerja, tempat kerja, indikasi, sampai efek sampingnya.
Bagi anak Farmasi, obat itu ibarat gebetan. Kamu dan dia harus saling kenal tak cukup hanya nama, tapi juga perlu hobi, makanan, minuman, film, tempat nongkrong, mata kuliah favorit dan segala tetek-bengeknya!

7. Kamu belum sah jadi mahasiswa Farmasi jika belum pernah menyakiti hewan tak berdosa ini!

Kalau nggak pernah, bukan mahasiswa farmasi namanya
Kalau nggak pernah, bukan mahasiswa farmasi namanya via farover21.blogspot.com
Tak usah mengelak lagi, mahasiswa Farmasi pasti pernah “menyakiti” hewan ini! Selama menempuh pendidikan sebagai mahasiswa Farmasi pasti pernah menyuntik oral, silet-silet ekor tikus, nusuk matanya, suntik perutnya, bedah tubuhnya, pernah mutusin ekornya, pernah bikin buta matanya, paling parah pernah ngebunuh! Hhhmmm… ayo cepat minta maaf sekarang! hehehe…
Tapi mahasiswa Farmasi melakukan tindakan ‘penyiksaan’ tersebut bukan tanpa sebab. Tikus inilah yang memberikanmu banyak ilmu mengenai pemberian obat.

8. Hubungan asmaramu dengan obat-obatan itu penuh lika-liku. Meski rumit dan memusingkan, tapi kamu tetap berusaha untuk mengerti dan setia

Rumit, tapi harus tetap setia
Rumit, tapi harus tetap setia via www.ubaya.ac.id
Tak hanya hubunganmu dengan gebetan atau pacar yang complicated, tapi hubunganmu dengan obat pun tak kalah complicated. Ketika berhubungan dengan obat semua menjadi rumit dan runyam. Pemberian takaran dosis pada setiap obat itu tak semudah yang kamu bayangkan. Pemberian beberapa obat sekaligus bisa membahayakan nyawa orang yang mengkonsumsinya.
Meracik obat tentu tak boleh lalai sedikit pun. Semua-muanya harus dihitung dulu, apakah pasien obesitas atau tidak, mulai melihat fungsi ginjalnya, cek nilai serum kreatinin, cek interaksi obat, cari efek sampingnya, dan cari bukti yang benar-benar valid untuk mendukung jawabanmu.

9. Segenap waktu yang kamu punya sudah tersita habis untuk tugas dan laporan praktikum. Kamu tak punya banyak waktu untuk jalan-jalan ataupun main

Ciee yang malam minggunya bareng laporan muluu
Ciee yang malam minggunya bareng laporan muluu via memegenerator.net
Anak Farmasi sudah pasti terikat kontrak dengan tugas-tugas dan laporan . Karena itulah waktumu sudah habis untuk melaksanakan tanggung jawab sebagai mahasiswa, dan tak tersisa untuk hal yang lain.
Pasti pernah ‘kan ngerasaian dimana pas malam minggu ada teman-teman mengajakmu untuk jalan, tapi kamu hanya bisa menjawab:
“Lagi ngerjain laporan, besok aja ya kapan-kapan”
Padahal dalam lubuk hati yang paling dalam pengen banget ikutan. Tapi apa daya, daripada tugas dan laporan nggak kelar-kelar dan semakin mencekik leher?

10. Tapi, di balik getir-pahit menjalani kehidupan sebagai mahasiswa Farmasi, kamu menyadari bahwa fakultas ini keren. Kamu sadar bahwa kamu nggak pernah salah memilih kuliah di Fakultas Farmasi!

Meski pada awalnya kamu adalah mahasiswa yang salah jurusan, meski pandangan orang terhadapmu sering salah, meski kehidupan kuliah tak mudah,dan meskipun segala bebanmu begitu berat, kamu tetap merasa beruntung bisa masuk jurusan ini.
Ternyata inilah jurusan keren yang selama ini kamu cari-cari. Kenapa? Karena Farmasi itu ilmunya aplikatif, tak hanya teori tapi juga bisa dipraktikkan langsung. Kamu bisa meracik obat sendiri, kamu bisa memformulasi sediaan, mengeluarkan ide-ide brilian terkait pengobatan.
Fakultas ini mendidikmu menjadi seorang ahli obat, tak ada yang lebih tahu tentang obat dari pada kamu. Dibalik suka dukanya, kamu bersyukur karena kamu bisa tergabung dalam sebuah pekerjaan yang mulia. Dengan tangan dan kepiawaianmu, kamu bisa menyelamatkan banyak nyawa secara tidak langsung.
Bisa dibayangkan, bagaimana kehidupan ini tanpa adanya seorang farmasis? Siapa lagi yang bisa meracik obat untuk kepentingan kesehatan manusia-manusia di muka bumi ini? Singkatnya, Fakultas Farmasi itu keren! 🙂
Tetap bangga pada Farmasi. Fakultas ini keren dan kamu nggak pernah salah masuk Fakultas Farmasi!

PROUD TO BE PHARMACIST!

tugas dan fungsi apotek

Tugas dan Fungsi Apotek Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1980, tugas dan fungsi apotek adalah : a. Tempat pengabdian profesi...